Banjarnegara, 11 Oktober 2025 — Semangat kepramukaan bergema di kawasan wisata alam Tampomas, Pagedongan, saat 92 pembina Pramuka resmi dikukuhkan menjadi Pembina Mahir Tingkat Dasar. Mereka merupakan lulusan Kursus Mahir Dasar (KMD) dari Kwartir Ranting Pagedongan dan Kwartir Ranting Mandiraja, yang selama beberapa pekan ditempa dalam pelatihan intensif untuk memperkuat kompetensi dan karakter kepemimpinan kepramukaan.
Pagi itu, udara sejuk lereng perbukitan Pagedongan terasa berbeda. Deru angin yang menyapu dedaunan berpadu dengan langkah tegap para pembina yang berbaris rapi di lapangan wisata Tampomas. Di tengah hamparan hijau dan gemericik air yang menenangkan, pengukuhan berlangsung khidmat namun sarat makna.
Para pembina yang dikukuhkan tampak menundukkan kepala penuh haru saat ikrar Mahir diucapkan. Dalam amanatnya, Aris Sudaryanto sebagai Pembina Upacara pengukuhan menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk meneguhkan tekad dalam membina generasi muda.
“Di tempat yang indah ini, kita diingatkan bahwa pendidikan karakter tidak lahir dari ruang nyaman, melainkan dari lapangan-lapangan pengabdian seperti hari ini. Jadilah pembina yang menghidupkan semangat, bukan sekadar memberi perintah,” ujar Aris Sudaryanto di hadapan peserta apel.
Suasana haru menyelimuti ketika lagu ‘Hymne Pramuka’ berkumandang, menggema di antara pepohonan. Banyak peserta tampak meneteskan air mata, teringat perjalanan panjang mereka selama mengikuti KMD—dari perkemahan, dinamika kelompok, hingga ujian akhir.
Lokasi Wisata Tampomas yang sejuk dan alami menjadi saksi bisu lahirnya para pembina tangguh itu. Di antara kabut tipis yang turun perlahan, bendera Merah Putih berkibar tegak di tengah lapangan, memantulkan sinar matahari pagi yang mulai hangat.
Salah satu peserta, Sri Wahyuni dari Mandiraja, mengungkapkan kebahagiaannya setelah resmi menyandang predikat Pembina Mahir.
“Rasanya seperti menapaki puncak gunung setelah perjalanan panjang. Tapi kami tahu, setelah ini, perjalanan baru dimulai—yakni membina adik-adik Pramuka di sekolah dan gugus depan masing-masing,” ujarnya dengan mata berbinar.
Kegiatan pengukuhan ini juga menjadi bukti nyata kolaborasi antara dua kwartir ranting — Pagedongan dan Mandiraja — dalam memperkuat barisan pembina di wilayah selatan Banjarnegara.
Kepala Pusdiklatcab “Banjar Cahyana” Kwartir Cabang Banjarnegara, Sugeng Wiyono, menyampaikan bahwa keberadaan para pembina mahir di tingkat ranting merupakan pondasi penting bagi kemajuan gerakan Pramuka di Banjarnegara.
“Menjadi pembina bukan sekadar gelar, tetapi panggilan jiwa. Hari ini kita menyaksikan lahirnya 92 insan yang siap menyalakan obor pendidikan karakter melalui Pramuka,” tutur Sugeng.
“Kami percaya, dari Pagedongan dan Mandiraja akan lahir generasi pembina yang tidak hanya piawai melatih, tetapi juga tulus menginspirasi. Semangat mahir ini bukan akhir, melainkan awal dari pengabdian yang sesungguhnya,” tambahnya dengan nada penuh kebanggaan.
Sugeng Wiyono menegaskan bahwa Pusdiklatcab Banjar Cahyana akan terus mendorong pelatihan berjenjang agar setiap pembina memiliki standar kompetensi yang sama dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
“Gerakan Pramuka harus relevan. Pembina hari ini adalah garda depan perubahan karakter generasi muda. Kita tidak bisa lagi hanya mendidik dengan simbol, tetapi harus dengan teladan dan aksi nyata,” tegasnya.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta dan tamu undangan melakukan sesi foto bersama dengan latar panorama perbukitan Tampomas. Tawa, pelukan, dan salam Pramuka mengakhiri hari itu—hari di mana semangat kepramukaan kembali menyala terang dari lereng Pagedongan.***(abenn29_pusdatin)
Dokumentasi : aft





Sebuah langkah menuju “cakap” sejati. Gerakan Pramuka tidak butuh orang pandai, tetapi dibutuhkan orang “mau”. Berawal dari mau, akan menjadi pandai fan ujungnya “cakap”.