Banjarnegara — Udara pagi di komplek SMP Cokroaminoto Punggelan, Sabtu (15/11/2025), terasa lebih hidup dari biasanya. Riuh suara tawa, salam pramuka, dan langkah-langkah kecil penuh semangat memenuhi halaman sekolah. Sebanyak 170 Pramuka Siaga putra dan putri dari Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Syarikat Islam Angkatan Pandu (SIAP) Kecamatan Punggelan berkumpul untuk mengikuti Pertemuan Pramuka Siaga Sehari (Persari)—sebuah perhelatan yang bukan hanya menjadi ajang silaturahmi besar, tetapi juga laboratorium kecil pembentukan karakter generasi masa depan.
Persari tahun ini dibuka secara resmi oleh Pimpinan Cabang Sako SIAP Banjarnegara, Kak Sigit Sarengat, S.Ag., M.Pd. Dalam sambutannya, ia menegaskan kembali jati diri Sako SIAP sebagai ruang yang memadukan pendidikan kepramukaan dengan nilai-nilai keagamaan.
“Sako Pramuka SIAP adalah bukti bahwa Gerakan Pramuka mampu mengakomodasi pendidikan agama dalam pembinaan anggotanya. Setiap pramuka tidak hanya dibina agar pandai dan terampil, tetapi juga untuk menjadi manusia bertakwa. Pemimpin yang bertakwa akan mampu membawa bangsanya menuju baldatun, thoyyibatun, warobbun ghofur,” ujar Sigit, menebarkan suasana khidmat yang hangat.
Di balik kemeriahan kegiatan, tersembunyi tujuan besar: menanamkan sikap ceria, percaya diri, disiplin, serta kemampuan menghadapi tantangan sejak usia dini. Nilai-nilai itu dirangkai melalui tiga rumpun kegiatan inti: Pengetahuan Kepramukaan, Scouting Skill, dan Ketangkasan.
Setiap pos kegiatan menjadi ruang anak-anak untuk berani mencoba, berani gagal, lalu bangkit lagi dengan senyum yang tak pernah benar-benar hilang dari wajah mereka.
Sugeng Wiyono, Andalan Cabang yang turut hadir, memandang kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang pembentukan karakter.
“Pramuka yang dididik di Gugusdepan sekolah Syarikat Islam harus digembleng sejak dini. Mereka disiapkan untuk menjadi manusia yang memiliki sifat kepemimpinan dan keteladanan. Pemimpin yang bertakwa bukan hanya membawa bangsanya maju, tetapi juga mampu mewujudkan kebahagiaan rakyatnya,” ungkapnya, dengan nada penuh keyakinan.
Di antara para pembina yang mendampingi, tampak Rosi Pancadita, yang sejak awal pagi tak henti berjalan dari satu kelompok ke kelompok lain. Baginya, kehadiran anak-anak di Persari adalah wujud dari hak yang harus benar-benar dipenuhi.
“Hak anak untuk memperoleh pembinaan kepramukaan harus dipenuhi. Tekad untuk mengantar peserta didik sampai ke tingkat Pramuka Garuda adalah janji yang harus dilunasi. Pembinaan progresif dan berkelanjutan menjadi komitmen kami, meski dunia pendidikan kini makin penuh tantangan,” tuturnya.
Kata-kata itu bukan sekadar janji. Terlihat dari bagaimana para pembina memandu setiap kegiatan dengan kesabaran, kehangatan, dan keteladanan—persis seperti nilai yang ingin mereka wariskan.
Di penghujung kegiatan, suasana semakin meriah ketika panitia mengumumkan kelompok terbaik. Meski wajah-wajah kecil itu sudah letih, mata mereka kembali berbinar saat nama-nama juara dibacakan.
Kategori Putra
- MIC Purwasana
- MIC 01 Petuguran
- MIC Purwasana
Kategori Putri
- MIC Purwasana
- MIC 01 Petuguran
- MIC Purwasana
Teriakan gembira dan tepuk tangan menggema, namun yang paling menyentuh adalah bagaimana anak-anak dari kelompok lain ikut merayakan kemenangan teman-temannya. Tidak ada yang tersisih; semua pulang membawa pengalaman, kebersamaan, dan rasa percaya diri baru.
Persari di Punggelan bukan sekadar kegiatan satu hari. Ia adalah serpihan kecil dari perjalanan panjang menyiapkan generasi yang kelak tidak hanya cerdas dan cekatan, tetapi juga memiliki karakter tangguh serta spiritualitas yang menyejukkan.
Dalam sejuknya siang yang mulai turun, anak-anak berbaris untuk kembali ke rumah masing-masing. Langkah mereka memang kecil, tetapi semangat yang mereka bawa pulang terasa besar.
Dan di sanalah, dalam langkah-langkah kecil itu, masa depan negeri ini sedang dipersiapkan.***(wyn)



















Di semua lapisan sekolah, komunitas, dan masyarakat Gerakan Pramuka harus hadir menjadi penggerak pembangun karakter!